Kreativitas Bertemu Tradisi: Pembuatan Film oleh Perpustakaan UIN KHAS dalam Misi Pelestarian Budaya berbasis GLAM
Tanggal 05-07 Oktober 2024 menjadi langkah berani dan cerdas yang dilakukan tim preservasi dan konservasi UPT. Perpustakaan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember dengan membuat Film dokumenter bertajuk mocoan Lontar Yusuf; sebuah tradisi yang masih terjaga untuk melestarikan warisan budaya masyarakat Adat Osing di desa Rejopuro Glagah Banyuwangi.
Tim Perpustakaan UIN KHAS Jember yang diwakili Aisatun Nurhayati dan Putri Rosyida secara langsung memantau proses pembuatan film yang sarat akan pembelajaran. Program ini menjadi bagian dari inisiatif GLAM Perpustakaan UIN KHAS Jember yang bertujuan mengintegrasikan fungsi perpustakaan, galeri, arsip, dan museum dalam satu platform. Dengan mendigitalisasi manuskrip dan tradisi lisan, diharapkan dapat memberikan akses lebih luas bagi generasi mendatang, sehingga mereka dapat memahami dan menghargai kekayaan budaya lokal. “Konsep GLAM memungkinkan kami untuk menyajikan warisan budaya secara interaktif dan menarik, menjadikan tradisi lokal seperti Osing sebagai bagian dari identitas budaya yang terus hidup,” kata Aisy.
Proyek ini bukan sekadar inisiatif lokal, namun lebih dari itu, proyek ini merupakan perwujudan dari Undang-Undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan utamanya pasal 23 dan 26, yang menegaskan pentingnya peran perpustakaan sebagai wahana pendidikan dan pelestarian. Dengan mengintegrasikan Program GLAM (Galeri, Library, Archive, Museum), Perpustakaan UIN KHAS berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian warisan budaya.
Berkolaborasi dengan dosen Filologi yang sedang melakukan riset bersama mahasiswanya, UPT. Perpustakaan juga menggandeng NH. Project Academy yang expert dalam dokumentasi budaya berbentuk film. Inisiatif ini tidak hanya memberikan wawasan digital bagi generasi muda tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk berkontribusi dalam menjaga kebudayaan lokal. Ini adalah langkah luar biasa dalam menjembatani masa lalu dan masa depan.
Kolaborasi ini menempatkan mahasiswa sebagai generasi muda di garis depan pelestarian budaya, memberikan mereka pengalaman praktis yang tak ternilai. Mereka belajar teknik-teknik dokumentasi inovatif, termasuk pembuatan film yang menampilkan tradisi lisan masyarakat Osing. “Ini adalah kesempatan langka bagi kami untuk menerapkan ilmu yang kami pelajari di kelas,” ungkap Imam salah satu mahasiswa, mengekspresikan antusiasme mereka dalam kegiatan ini.