perpustakaan@uinkhas.ac.id 082140736361

“Pendidikan Islam Multikultural” Giat Bedah Buku Perpustakaan UIN KHAS Jember

Home >Berita >“Pendidikan Islam Multikultural” Giat Bedah Buku Perpustakaan UIN KHAS Jember
Diposting : Rabu, 20 Dec 2022, 07:45:13 | Dilihat : 303 kali
“Pendidikan Islam Multikultural” Giat Bedah Buku Perpustakaan UIN KHAS Jember


Jember, 13 Desember 2022, Salam Literasi. Bedah buku tahunan kembali lagi digelar Perpustakaan UIN KHAS Jember. Bedah buku ini merupakan salah satu program kegiatan di perpustakaan UIN KHAS Jember yang kedua pada tahun 2022. Kepala perpustakaan UIN KHAS Jember Dr. H Roni Subhan, S.Pd. M.Pd. dalam sambutannya menyampaikan bahwa perpustakaan menyambut karya-karya lain baik dari mahasiswa maupun dosen seperti buku, konsep, inovasi dan atau kreasi keilmiahan lainnya. Buku adalah buku dan akan tetap menjadi buku kecuali lapuk dimakan usia. Dalam sebuah buku ada pemikiran tertuang, dalam buku ada sebuah konsep keilmuan yang bisa digali dan dimanfaatkan oleh kita semua dalam sebuah hasanah keilmuan yang lain. Nuku adalah makhluk mati, dan akan tetap mati jika tidak di eksplorasi. Otomatis konsep pemikiran yang ada didalamnya akan ikut mati. Sehingga dibutuhkan publikasi dan eskplorasi mendalam dan berkelanjutan agar dapat dikonsumsi oleh halayak. Bedah buku ini adalah bagian dari penyambung lidah agar buku tidak hanya sekedar menjadi makhluk mati. Jelas Roni Subhan 

Acara bedah buku ini di buka oleh Wakil Rektor III, Dr. H. Hepni Zain, S.Ag., M.M. sekaligus pengarang buku “Pendidikan Islam Multikultural”. Pembedah 1 merupakan Guru Besar Matematika Universitas Negeri Jember Prof. Drs. Dafik, M.Sc. Ph.D. dan Pembedah 2 Wakil Rektor II UIJ, Saman Hudi.

Buku ini ditulis pada tahun 2015. Latar belakang penulisan buku ini akibat eskalasi yang meluas terhadap munculnya beberapa fenomena, seperti banyaknya tawuran mahasiswa dan dis koneksi lembaga-lembaga yang ada, dan kurangnya menghargai perbedaan komunitas yang memiliki pemahaman berbeda. Salah satu tujuan ditulisnya buku ini adalah memberikan motivasi terhadap pendidikan multikultural. Pesantren sebagai suatu lembaga yang mengelola keragaman yang multi. Pendidikan multikultural sudah ada lama di pesantren. Contohnya di awal santri baru di pesantren diajarkan ta’aruf. Tujuannya untuk mengenalkan kehidupan pesantren. Di pesantren kental dengan saling memaki. Perbedaan ethic, suku, bahasa, tidak untuk perpecahan, tapi justru sebagai pemersatu. Selain itu di pesantren juga menerima dinamika yang selalu konsisten dalam perubahan.

Buku ini diharapkan dapat dilanjutkan riset lanjutan. Bagaimana pendidikan multikulural di diintegrasikan pada berbagai lini, tidak hanya di kurikulum namun juga di aktivitas sehari-hari. Model yang dirumuskan dalam buku ini terdapat input, proses, dan output.  Inputnya adalah peserta didik dengan beraneka ragam latar belakang. Prosesnya karakter pada peradaban baru dengan nilai-nilai pesantren. Outputnya adalah masyarakat yang rukun dan bersatu harmonis.

Salam Literasi,  Peserta yang hadir saat bedah buku

Dalam paparannya saat melakukan pembedahan Prof. Dafik menjelaskan bahwa pendidikan sendiri merupakan proses pengembangan sikap untuk merubah tingkah laku manusia. Pendidikan tidak hanya mentransfer knowledge. State of the art pada buku ini lengkap. Semoga buku ini banyak disitasi banyak penelitian atau studi lain. Namun ada saran agar buku ini jangan hanya berfungsi sebagai buku yang tidak bergerak, buku mati. Sekarang sudah bukan zamannya buku hanya sekedar menjadi buku, akan tetapi sekarang kan sudah jaman online dan berbagai fasilitas sudah tersedia di media sosial, jadi harus mengikuti perkembangan agar semua orang dapat membaca dengan mudah. Salah satu caranya adalah minimal dicantumkan pada google scholar.

Lain halnya dengan Simon panggilan dari Saman Hudi. Wakil Rektor III, paparannya menggambarkan kritikan yang sifatnya mengkomparasikan soal objek dan tema yang diambil. Setiap pesantren itu memiliki kulturnya sendiri, anatara pesantren satu dengan yang lain memiliki budaya yang berbeda. Pesatren itu sub culture, budayanya terbentuk karena dibentuk oleh satu tokoh pengasuh, dalam hal ini sang Kyainya. Tidak bisa disamaratakan pesantren satu dengan yang lainya. Jadi objek dalam bahasan buku ini  masih perlu kajian ulang, sarannya. “ Perpustakaan Mengandi dalam Kebermanfaatan”. Mau RS

 

Berita Terbaru

STUDI LAPANGAN UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN CALON KEPALA PERPUSTAKAAN SEKOLAH/MADRASAH
18 Dec 2023By perpus
BEDAH BUKU METODOLOGI PARADIGMA NUSANTARA (DALAM KONSTELASI AKUNTASI KELOKALAN) & SERAH TERIMA JABATAN KEPALA PERPUSTAKAAN UIN KHAS JEMBER
18 Dec 2023By perpus
USER EDUCATION 2023 – ORIENTASI ATAU PENGENALAN PERPUSTAKAAN UIN KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
18 Dec 2023By perpus

Agenda

Informasi Terbaru

Belum ada Informasi Terbaru

Lowongan

;